Sabtu, 29 Desember 2012

Lomba Menulis dan Menggambar Untuk Pelajar SD, SMP, dan SMA Tahun 2013 Oleh Tupperware Indonesia


Lomba Menulis dan Gambar Tupperware 2013

“Kami Bisa Bersekolah Lagi karena Cerita dan Gambarmu.”
Bantulah Teman-temanmu!
Ikuti lomba mengarang dan menggambar!
Dengan mengirimkan karyamu (mengarang atau menggambar), berarti kamu telah menolong teman-temanmu yang kurang beruntung untuk bisa sekolah lagi. Setiap 1 karya yang kamu kirimkan, Tupperware Indonesia akan menyumbangkan Rp10.000,- atas nama kamu ke program Tupperware Children’s Fund. Kamu juga boleh mengirimkan lebih dari satu karya. Jadi, semakin banyak kamu berkarya, semakin banyak juga teman-teman yang akan kamu tolong dan bisa sekolah lagi.

Tema Cerita dan Gambar:
“Sayangilah Bumi”
Dewan Juri Lomba Mengarang:
Arswendo Atmowiloto, Helvy Tiana Rosa, Ali Muakhir, Shahnaz Haque, Perwakilan Tupperware
Dewan Juri Lomba Menggambar:
Butet Kertaredjasa, Wicaksono Adi, Nashir Setiawan, Kana, Perwakilan Tupperware

Hadiahnya seru lho:
Juara 1
Rp 5.000.000,- + Laptop + Piagam dan produk Tupperware
Juara 2
Rp 3.000.000,- + Laptop + Piagam dan produk Tupperware
Juara 3
Rp 2.000.000,- + Laptop + Piagam dan produk Tupperware
Dan banyak hadiah kejutan lainnya!


Persyaratan:
1. Lomba terbuka untuk siswa/siswi setingkat SD, SMP & SMU seluruh Indonesia tanpa dipungut biaya apapun.
2. Peserta dibagi dalam 3 kategori: Kode A: SD, Kode B: SMP, Kode C: SMU. Tulis Kode di kiri atas amplop. Contoh: KODE A/Mengarang atau KODE A/Menggambar.
3. Bersifat perorangan, hasil karya sendiri dan belum pernah diikut sertakan dalam lomba atau dipublikasikan.
4. Syarat penulisan bebas, tidak dibatasi halaman maupun cara penulisan. Bisa dengan tulis tangan, ketik manual ataupun dengan pengetikan komputer.
5. Kertas dan alat gambar lainnya untuk lomba menggambar bersifat bebas, namun tidak boleh menggunakan komputer.
6. Cantumkan nama lengkap, kelas, usia, nama sekolah, alamat rumah, alamat sekolah, alamat email (bila ada) dan Nomor telepon yang bisa dihubungi.
7. Karya dimasukkan ke dalam amplop dan dikirim ke: PT Tupperware Indonesia, Gedung Graha Irama Lt. 2, Suite 2G-2H, Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-1, Kav. 1-2, Jakarta 12950 atau email ke: customer@tupperware.com
8. Karya paling lambat diterima panitia tanggal 15 Maret 2013.
9. Karya yang diterima akan menjadi hak milik panitia dan tidak akan dikembalikan.
10. Panitia berhak mempublikasikan hasil karya peserta/pemenang di media massa dan atau di media promosi Tupperware lainnya.
11. Nama pemenang akan diumumkan melalui website 
www.tupperware.co.id dan akan dihubungi secara resmi via surat dan telepon akhir April 2013.
12. Tidak ada surat menyurat dalam proses penjurian. Keputusan dewan juri adalah mutlak dan tidak dapat diganggu gugat.

PT Tupperware Indonesia
Call: 021.526.1475 SMS: 0811.814.698 (Senin-Jumat 08.00-18.00)
www.tupperware.co.id
Facebook: Tupperware Indonesia
Twitter: @TupperwareID


Sekilas Children Helping Children
Program Tupperware Children Helping Children (CHC) merupakan salah satu kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility) Tupperware Indonesia. Program ini menjadi bagian dari Program Tupperware Children’s Fund yang mengusung visi Tupperware, Caring & Sharing - saling membantu dan berbagi.
Kegiatan program ini adalah lomba menulis dan menggambar. Untuk setiap karya yang diterima, Tupperware Indonesia, atas nama mereka akan menyumbangkan Rp 10.000,- untuk disalurkan melalui sekolah, komunitas atau yayasan yang mendukung pendidikan anak-anak yang kurang beruntung seperti anak-anak jalanan dan yang terkena bencana alam.
Tahun 2012, 43.158 anak di seluruh Indonesia telah mengirimkan karya cerita dan gambar terbaiknya. Ini berarti, anak-anak tersebut telah menyumbangkan Rp 431.580.000,00 yang akan disampaikan kepada 21 yayasan atau sekolah yang peduli terhadap pendidikan anak-anak yang kurang beruntung di wilayah Indonesia.
Sejak program CHC digulirkan sejak tahun 2005, program ini telah merangkul lebih dari 130 ribu anak untuk berpartisipasi dengan memberikan total sumbangan lebih dari Rp 1.3 Milyar kepada anak-anak yang kurang beruntung. Selain itu program ini pun membukukan karya-karya para pemenang menjadi 7 edisi bacaan inspiratif dan menghibur.
Ayo anak Indonesia, tunjukkan kepedulianmu kepada ibu pertiwi dan juga teman-temanmu yang kurang beruntung dengan mengikuti Lomba CHC, agar semakin banyak temanmu yangbisa bersekolah lagi.

Sabtu, 08 Desember 2012

Kepingan Bumi-Lomba Menulis Aku dan Sahabat Disabilitasku


Kepingan Bumi
Disabilities...
         Medengar kata itu, mungkin yang terbayang di benak kita ialah suatu ketidakmampuan yang merepotkan. Benar bukan?
         Suatu hal yang kita anggap berbeda selalu mendapat tentangan. Bahkan mendapat cacian meski hanya di balik badan. Mengapa harus ada perbedaan jika tuhan menciptakan kesatuan? Inilah dunia, yang tak segalanya harus jadi sempurna.
        Tuhan pernah bilang, manusia itu diciptakan sebaik-baiknya, bukan? Namun, bagaimana dengan orang cacat mental? Cacat fisik? Autis? Entahlah, aku tidak tahu.
Banyak sekali orang yang mengesampingkan mereka. Menganggap mereka warga kelas tiga. Yang pertama, jelas orang kaya, yang hidup bergelimang harta namun lemah dalam arti hidup yang sesungguhnya. Yang kedua, warga menengah ke bawah, yang setiap harinya bekerja banting tulang dan sadar benar apa itu arti kehidupan. Yang ketiga, yang paling kejam di antara dua lainnya, ya, ‘warga buangan’? Di sejajarkan dengan orang gila dan hilang akal. Di samakan dengan sampah yang sudah seharusnya dibuang. Dikucilkan seakan mereka membawa penyakit mematikan yang menular. Orang autis, cacat mental, fisik, apa mereka salah telah dilahirkan di dunia? Mengapa mereka harus menerima label warga terbuang?
       Disabilities adalah sedikit dari banyak masalah yang mendera. Tapi banyak dari kita yang menganggapnya luar biasa. Para penderita diabilities tentu tak pernah menyangka dari sekian juta manusia, merekalah yang kebetulan menjadi 'satu' diantara sejuta itu. Tapi mereka berusaha menerimanya. Memahami dunia masih terlalu indah untuk diratapi. Disabilities bukanlah sebuah kekurangan atau bahkan kutukan. Itu hanya pilihan tuhan yang telah menorehkan takdir dalam lembaran-lembaran tersembunyi.
       Para penyandang disabilities seringkali dipandang sebelah mata. Tentu hal itu memberikan sekat tak kasat mata yang membuat mereka tak leluasa untuk berkarya. Mereka sama seperti manusia normal lainnya, mereka bernapas dan menyantap nasi. Mereka bisa tertawa dan ingin bahagia. Mereka punya nurani dan ingin dicintai. Lantas, mengapa dunia memberikan ruang yang berbeda antara kita dan mereka? 
       Ada beberapa jenis disabilitas yang kita kenal. Mulai dari tunarungu, tunawicara, tunadaksa, tunanetra, tunagrahita, dan lainnya. Ada sekian banyak manusia yang memiliki disabilities. Dan tiap kali mengingatnya, amat membuat hati ini miris.
tunagrahita
       Ada sebuah kisah singkat yang pernah aku alami. Meski singkat, mampu membuatku terperanjat. Di Surabaya, di rumah nenek, seorang tetangga memiliki anak penyandang disabilities. Lebih tepatnya tunagrahita atau cacat mental. Anak itu sudah berumur enam tahun, namun fisiknya terlihat masih umur empat tahun. Ia susah bicara dan kurang mengerti apa yang dibicarakan orang. Keluarga itu baru pindah beberapa minggu yang lalu.
       Kala itu, aku baru tahu ada tetangga baru. Suatu hari, tiba-tiba adik kecil berambut cepak masuk ke rumah nenek tanpa berkata apa-apa. Ia begitu saja duduk di depan televisi, mendekati sepupuku yang tengah seorang diri melihat TV sementara aku berada di ruang kamar. Ku lihat sosoknya lekat-lekat. Ternyata, anak yang bernama Rio itu hendak mengajak sepupuku yang berumur 2 tahun bermain. Namun, Rio tidak tahu caranya, cara bermain Rio dan anak normal lainnya berbeda. Rio gemas dengan Nazwa, tetapi ia mencubitnya sekaligus menggigitnya, dan membuat Nazwa berderai air mata. Mendadak Paman muncul dan menyuruh Rio keluar dengan cara yang tak terpikirkan olehku. Seketika aku terpaku memandang kejadian itu.
       Paman menyeret Rio keluar, kemudian berteriak memanggil sang Ayah. Tak berapa lama, kembali dan mengunci pintu rapat-rapat. Haruskah ia bertindak sekasar itu? Rio tak punya maksud apa-apa, ia hanya ingin bermain saja, ya, hanya itu.. Apa yang salah?
       Beberapa lama aku terdiam. Hingga akhirnya aku beranjak keluar, mencari sosok kecil itu di depan rumah. Ya, ternyata ia masih di sana. Bermain dengan sepatu merah milikku. Aku menilik sekeliling, tak ada siapa pun, meski sempat aku mendengar suara Ayah Rio, tetapi tak satu pun aku dapati orang dewasa, yang ada hanya lelaki kecil luar biasa yang tertawa ria bermain sepatu berwarna merah di sana. Tanpa ku sadari, kedua sudut bibir ini terangkat, bersamaan dengan jatuhnya setetes air mata yang ada entah mengapa. Lantas aku menghampirinya. Berbagi sedikit waktuku untuknya.
       Sejak saat itu, pikiran ku sedikit banyak mulai terusik. Jauh di dasar hati ini, ada setitik perhatian yang ingin aku salurkan untuk para penyandang Disabilities. Tapi, aku tak tahu bagaimana caranya.
       Kisah itu mengingatkanku pada sebuah film mengenai Disabilities, namun bukan cacat yang muncul sejak lahir. Suatu cacat tubuh yang baru muncul setelah berumur lima belas tahun. Judulnya "1 Litre of Tears" sebuah film Jepang yang amat menguras air mata. Sebuah film berdasarkan kisah nyata yang dibuat tahun 2005.

       Dalam kisah itu, sebuah penyakit bernama Spinocerebellar Degeneratif  menyerang seorang gadis berumur lima belas tahun yang sangat aktif di sekolah. Penyakit itu ada karena kelainan otak kecil. Penyakit itu lamat-lamat membuat tubuh kehilangan daya koordinasi hingga akhirnya lumpuh dan tak bisa bicara. Satu kalimat yang pertama ia tanyakan ketika menerima diagnosa ialah, "Mengapa Tuhan memilih aku?"

one litre of tears
       Perlahan namun pasti, banyak orang yang meninggalkannya, termasuk orang yang disukainya. Usaha dagang sang orang tua sepi semenjak berita akan anaknya tersebar. Ia merasa tuhan amat tak adil. Namun, keluarga selalu ada disisinya. Waktu seakan berhenti ketika diagnosa itu disampaikan sang dokter. Terlebih, ia adalah siswa populer di sekolah, ia seorang anggota tim basket dan ketua kelas. Tapi, ketika penyakit itu menimpanya, banyak teman yang menutup mata akan kehadirannya. Meski begitu ia bersyukur karena ada sahabat yang selalu menghiburnya. Hingga suatu hari, ia harus pindah ke sekolah untuk penyandang disabilities. Sekolah yang kita kenal dengan sebutan SLB (Sekolah Luar Biasa).
       Satu cita-cita yang ingin ia raih, ia ingin hidupnya berarti, meski di tengah penyakit yang diembannya. Ia ingin hidupnya bermanfaat untuk orang lain. Setiap hari ia menuliskan kisah yang ia alami dalam diary. Hingga orang tuanya pun menerbitkan seluruh puisi dan tulisannya. Buku itu hingga kini telah terjual sekitar 18.000.000 buah. Dan buku itu benar-benar membuat manusia sadar, bahwa tak ada sesuatu yang pantas untuk disesali, karena tuhan tentu memiliki alasan untuk setiap kejadian. Dari kisah itu, banyak yang tersadar. Termasuk aku.
         Jika kalian pernah mendatagi Sekolah Luar Biasa, maka kesan apa yang kalian dapat? Siswa lemah yang butuh uluran tangan? Atau para siswa luar biasa yang memiliki semangat empat lima? Suatu ketika, aku pernah melewati sebuah SLB. Di sana, aku melihat beberapa penderita disabilities. Mulai dari tunarungu, tunawicara, tunadaksa, dan lain-lain. Aku terenyuh melihat atmosfer di sana. Ada satu anak yang menyita perhatianku. Aku kurang tahu apa jenis disabilities yang dideritanya, namun, aku lihat sang ibu menggendong lelaki kecil itu dipunggung. Sekilas aku melihat jam tangan, waktunya mereka pulang.
      Lidahku terasa kelu melihatnya. Aku terpaku dalam hening yang tak terlukiskan. Bahuku bergetar. Kulihat lelaki kecil itu tertawa. Sang ibu menggendongnya dengan senyum merekah. Sungguh, tak ada tempat terindah di dunia selain keluargamu. Karena hanya di mata keluargamu, hadirmu amat dinantikan. Dan seketika itu aku berlari menuju ke rumah, berharap segera bertemu ibu. 
     Aku sering termenung. Kenyataan selalu sulit untuk diterka. Paradigma masyarakat mengenai penyandang cacat selalu membuat air mataku ingin mengalir. Bukankah seluruh manusia sama di mata Tuhan? Tapi mengapa dunia tak berpihak pada mereka? Mengapa?
     Lain kisah, lain cerita. Kala itu, aku mengikuti suatu lomba menulis di Jakarta. Di sana aku bertemu penderita tunanetra bernama Shena. Remaja lelaki itu memiliki semangat yang menggebu. Dalam suatu wejangan makan malam di sebuah restoran, Shena yang ditemani oleh sang guru berusaha menghibur kami di sana. Ia bicara denganku, bertanya siapa namaku, dan ia duduk di sebelahku. Aku dan finalis lainnya tertawa di buatnya, terutama ketika sang guru menyodorkan sambal. Aku terpukau oleh semangat Shena. Ia masuk nominasi juara melawan peserta normal lainnya. Sungguh aku berterima kasih atas kehadirannya. Sekali lagi, orang semacam Shena membuatku sadar.
       Dalam acara pemberian hadiah, Shena memberikan sebuah sambutan. Ia berkata, “Saya, Shena. Saya tahu siapa saya. Kami para tunanetra ingin semua orang memandang kami sama. Saya ingin kita sama-sama berjalan bersama, karena saya dan tunanetra lainnya tak ingin dipandag sebelah mata. Terima kasih atas penghargaan ini, saya berharap penghargaan ini bukan suatu ajang rasa kasihan untuk kami, namun untuk apresiasi terhadap karya.” Detik itu juga, air mataku merebak dibuatnya.
     Banyak hal yang tanpa aku sadari terjadi di dunia ini. Seringkali aku menganggap aku adalah orang paling tak beruntung, namun sebaliknya, aku adalah orang yang beruntung, karena masih banyak yang kekurangan. Kadangkala aku tak bersyukur dengan apa yang aku punya, dan kini, semua itu perlahan sirna karena Rio dan Film itu telah mengetuk pintu hatiku, membukanya dan mengisinya dengan jutaan harapan.
     Jika tuhan menunjuk kamu yang menjadi satu dari sekian juta manusia di dunia untuk menyandang ujian itu, apa yang akan kamu perbuat? Apakah kamu yakin kamu bisa kuat?
Kupikir, sudah saatnya masyarakat Indonesia memahami kondisi ini. Bahwa para penyandang cacat bukanlah sesuatu yang harus dijauhi, tapi sebaliknya. Mereka harus disayangi. Banyak orang cacat yang justru lebih maju dibanding manusia normal lainnya. Banyak para keterbelakangan fisik yang lebih menghargai diri. Harusnya itu memberikan cerminan untuk kita yang seringkali memandang remeh diri sendiri. Tak yakin akan kemampuan diri.
     Jadi, mulai detik ini, buka matamu, nuranimu, bahwa adakalanya tuhan menciptakan kekurangan untuk menuju kelebihan. Tuhan menciptakan perbedaan untuk membuat kita belajar membuat kesatuan. Karena manusia adalah satu. Karena itu, genggam tangan mereka, rengkuh bahunya, dan berkacalah dari mereka, karena mereka bagian dari kita. Kita harus menyatukan kepingan-kepingan itu menjadi kesatuan. Menyatukan kepingan perbedaan di bumi dan menjadikannya satu. Karena Tuhan menciptakan manusia untuk saling melengkapi. Bukan untuk saling membenci.


-annisa-




Selasa, 20 November 2012

Menyergah Waktu

Waktu kian merangkak. Sementara aku masih terpaku pada ketidakmampuanku. Pada kebimbangan yang melanda benak ini. Waktu bak pak tua dengan bandul jam lusuhnya tersenyum padaku angkuh. Waktu seolah menghimpit dunia ini menjadi sekecil kuku. Dan.. mungkin saja aku sudah berada di ujung, berada di ambang batas yang terbentang.
Aku menengok ke belakang, melihat waktu yang dulu. Betapa besar kesalahan yang telah aku buat. Menghambur waktu, seolah masih ada esok yang akan ku emban. Kurasa, kini aku kembali berpijak setelah sekian lama melayang tanpa batas dan tiada arah. Kurasa nyawaku kembali ke raga, setelah sebelumnya menjelajah dunia yang fana.
Inikah aku yang kumau? Menatap lurus setitik cahaya dan berharap cahaya itu akan melebar. Berharap cahaya itu kelak akan menabiri tubuhku. Menerangi langkah yang tak luput dari goncangan.
Dan kupikir, meski waktu sempat mengambil alih diriku, aku harus bisa lepas darinya, menyergahnya. Menanggalkannya dalam kenangan yang hanya perlu aku simpan. Bukan aku tangiskan.

Kita adalah Drama

Ini tak seperti Drama yang penuh emosi haru, atau pilu. Hanya sepotong kisah usang yang tak harusnya kau pandang. Hanya perlu kau ukir dalam nuranimu bahwa dunia memang adalah Drama. Tinggal kamulah yang berkewajiban meneruskan ceritanya, memainkan perannya. Semua ada di genggamanmu. Siapa dirimu dan bagaimana rupamu..
Jika kamu menduduki peran antagonis, maka jadi peran antagonis yang membuat orang lain jatuh sesakit-sakitnya. Karena dengan begitu, semua orang akan belajar darimu. Belajar mengerti diri sendiri dan berusaha untuk mengubahnya. Karena banyak orang yang terlalu  jauh melihat ke luar, ke atas, kanan, dan kiri, Bukan ke bawah dan ke dalam. Cukup lihat dirimu, apa kamu dan seberapa banyak hal yang telah kamu perbuat.
Jika kamu berperan sebagai tokoh Pembantu, jangan bersedih dulu. Kamu bukanlah tokoh pembantu, kamu adalah penyeimbang antara baik dan buruk, hitam dan putih, atas atau bawah. Kamu adalah pelipur lara. Yang selalu memberi sentuhan warna berbeda melalui cara yang kamu punya. Jadi, cukup jadi dirimu, dan detik kelak akan menuntunmu menemukan dirimu.
Apabila kamu adalah tokoh Protagonis yang selalu ditindas, yang selalu menampakkan wajah sabar nan tegar, hentikan tindakan konyolmu. Berhenti menggunakan topeng palsu yang selalu menyelimuti senyummu dengan ketidaktulusan. Luapkan apa pun yang menyergap hatimu. Katakan bahwa tokoh Protagonis tak harus diawali miris dan berakhir manis.
Kita adalah Drama yang berbeda. Drama yang tak seharusnya dibelenggu skenario. Karena sutradara, aktor, aktrisnya ialah kita. Dan tak ada satu pun yang bisa mengubahnya, atau bahkan mengusiknya sekali saja.

Kamis, 25 Oktober 2012

Lirik EXO K "WHAT IS LOVE" With English Translation and Indonesian




Girl, I can’t explain what I feel
Oh baby my baby, baby, baby, baby yeah
haruga machi ilbunchorom neukkyojige mandeulji
nomanisseumyon yonghwasoge juin-gong
nol borodallyoganeun eksyonsinirado jjigeulgot chorom nan machi yongungi dwen gotchorom

non nege wanbyok sangsanghebwasso
hamkkeramyon ottolkka yeah
nan noman gwenchantago malhejumyon modu wanbyokhe oh baby
I lost my mind noreul choeummannasseultte
no hanappego modeun-goseun get in slow motion
nege mar-hejwo ige sarangiramyon
meil geudewa sumaneun gamjongdeureul-lanwojugo bewogamyo
ssaugo ulgo anajugo
nege mar-hejwo ige sarangiramyon
sesangnamjadeul modu nalburowohe
noreul gajin nega jiltuna jukgennabwa
hega gado dari gado jolde anbyonhe
nan bogiboda ujikhage mideullamjaraneun-gol
non algedweltenikka
I don’t know why joldejogin igamjong
nega senggakjocha hesseulkka
ne gyote isseultte nan jomjom dedanhan namjaga dwedo bitnaneun gol
I lost my mind noreul choeummannasseultte
no hanappego modeun-goseun get in slow motion
nege mar-hejwo ige sarangiramyon
meil geudewa sumaneun gamjongdeureul-lanwojugo bewogamyo
ssaugo ulgo anajugo
nege mar-hejwo ige sarangiramyon
ganjor-hi barago barandamyon
i-rwojilkka donghwayegichorom
yongwonhan dulmane happy ending happily ever after
namaneun nol midojugo jikyojugo dallejulkke
nipyoni dwelkke
nigyoteso jolde anttona
I lost my mind noreul choeummannasseultte
no hanappego modeun-goseun get in slow motion
nege mar-hejwo ige sarangiramyon
meil geudewa sumaneun gamjongdeureul-lanwojugo bewogamyo
ssaugo ulgo anajugo
nege mar-hejwo ige sarangiramyon
sesangnamjadeul modu nalburowohe
noreul gajin nega jiltuna jukgennabwa
My babe, baby babe, baby baby
nolaraboneun-gol ige sarangin-gol
aichorom nol jaju utgemandeulgo
chingguchorom nol gajang pyonhage mandeulkkoya
My babe, baby babe, baby baby
mar-hejwo nege what is love
ENGLISH
Girl, I can’t explain what I feel.
Oh baby my baby, baby, baby, baby.. yeah.
Making a day feel like a minute
With you, I’m the main character of a movie
As if I’m about to film an action scene to come see you, as if I’ve become a hero
You’re perfect to me, I imagined
How would it be if we were together?
If only you say okay, everything is perfect, oh baby
* I lost my mind, the moment I saw you
Except you, everything get in slow montion
Tell me, if this is love
Sharing and learning countless emotions everyday with you Fighting, crying and hugging
Tell me, if this is love
All the guys in the world are jealous of me
They must be jealous to death of me, for having you
Even after the sun goes down and moon goes down, it will never change
You will find out that I’m a guy whom you can trust
I don’t know why, this unconditional emotion
Did I ever imagine?
Next to me, your shine more brightly as I become a better guy
* I lost my mind, the moment I saw you
Except you, everything get in slow montion
Tell me, if this is love
Sharing and learning countless emotions everyday with you Fighting, crying and hugging
Tell me, if this is love
If you wish and wish earnestly
Will it come true, like the fairytales?
A never-ending happy ending, happily ever after
I will trust you, protect you and comfort you
I will be on your side
I will never leave your side
* I lost my mind, the moment I saw you
Except you, everything get in slow montion
Tell me, if this is love
Sharing and learning countless emotions everyday with you Fighting, crying and hugging
Tell me, if this is love
All the guys in the world are jealous of me
They must be jealous to death of me, for having you
My babe, baby babe, baby baby
I can tell, this is love I will make you smile often like a child
I will make you feel the most comfortable, like a friend
My babe, baby babe, baby baby
Tell me, what is love
INDONESIAN
Sayang.. Aku tak mampu untuk menjelaskan apa yang sedang aku rasakan
Oh baby my baby, baby, baby, baby.. yeah.
Karenamu, satu hari terasa seperti hanya satu menit
Ketika bersamamu, aku merasa menjadi seorang karakter utama dalam sebuah film
Rasanya aku adalah seorang pahlawan dalam adegan film action yang akan datang menyelamatkanmu
Kau sempurna bagiku, aku membayangkan…
Bagaimana jadinya jika kita bersama?
Hanya dengan kata oke darimu, semuanya menjadi sempurna, oh baby
*Aku akan kehilangan akal, ketika aku melihatmu
Kecuali dirimu, apapun yang ada didunia ini akan bergerak lambat
Katakanlah padaku, jika yang aku rasakan ini adalah cinta
Berbagi dan belajar berbagai hal yang aku rasakan bersama denganmu
Perjuangan, tangisan dan pelukan
Katakanlah padaku, jika yang aku rasakan ini adalah cinta
Semua pria di dunia cemburu padaku
Mereka pasti cemburu setengah mati padaku
Bahkan hingga matahari dan bulan sudah tenggelam, perasaanku takkan pernah berubah
Kau akan menyadari bahwa akulah seorang pria yang bisa kau percaya
Aku tak tahu mengapa, ini adalah perasaan tanpa syarat
Apakah aku pernah membayangkan hal ini?
Disampingku, kau bersinar lebih terang membuatku menjadi seorang pria yang lebih baik
* Aku akan kehilangan akal, ketika aku melihatmu
Kecuali dirimu, apapun yang ada didunia ini akan bergerak lambat
Katakanlah padaku, jika yang aku rasakan ini adalah cinta
Berbagi dan belajar berbagai hal yang aku rasakan bersama denganmu
Perjuangan, tangisan dan pelukan
Katakanlah padaku, jika yang aku rasakan ini adalah cinta
Jika kau ingin dan mengharapkannya dengan sungguh-sungguh
Akankah semuanya terwujud, seperti cerita dongeng?
Berakhir bahagia, bahagia selamanya
Aku akan mempercayaimu, melindungimu dan menghiburmu
Aku akan berada disampingmu
Aku takkan pernah meninggalkanmu
* Aku akan kehilangan akal, ketika aku melihatmu
Kecuali dirimu, apapun yang ada didunia ini akan bergerak lambat
Katakanlah padaku, jika yang aku rasakan ini adalah cinta
Berbagi dan belajar berbagai hal yang aku rasakan bersama denganmu
Perjuangan, tangisan dan pelukan
Katakanlah padaku, jika yang aku rasakan ini adalah cinta
Semua pria di dunia cemburu padaku
Mereka pasti cemburu setengah mati padaku
Aku bisa mengatakannya, yang ku rasakan ini memang cinta
Aku akan membuatmu tertawa sesering mungkin, seperti seorang anak kecil
Aku akan membuatmu merasa lebih nyaman, seperti seorang teman
Jelaskanlah padaku apa itu cinta..



Lirik Lagu EXO-K "MAMA" (EXO-K Lyric)




Careless
Careless
Shoot anonymous
Anonymous
Heartless
Mindless
No one who care about me

[D.O] Irheobeorin chae
Oemyeonhaneun geot gata
Chameul subakke eobseo
Nuneul gamjiman~

[BaekHyun] MAMA ijen naege daedaphaejwo
Wae saramdeuri dallajyeonneunji
Areumdaun sijeoriraneunge jonjaehagin haenneunji~
[SuHo] Ije deoneun saranghaneun beopdo ijeotgo
Baeryeohaneun mamdo irheotgo
Deungeul dollin chaero saragagi bappeungeol

Ingmyeongui gamyeone gamchwotdeon sarui gadeukhan jilsi
Kkeuteul bwado baegopeun deutan
[BaekHyun] Ijen manjokhae

Urin deo isang nuneul maju haji anheulkka
Sotonghaji anheulkka
Saranghaji anheulkka
Apeun hyeonsire dasi nunmuri heulleo
Bakkul su itdago bakkumyeon doendago malhaeyo MAMA, MAMA

[Kai] Eonjengabuteo urin seumateuhan gamoge jabaljeogeuro gatyeo
[SeHun] Ogwa iro mandeun dijiteore nae ingyeogeul matgyeo
[ChanYeol] Geogin saengmyeongdo gamjeongdo ttadeutamdo eopgo eoneo
sseuregiman nadwingguneun sangmakhan beolpan
[D.O] Nari galsurok
Oeroumman deohaejyeo
Uriga inganil su bakke eomneun geon
Sangcheo batneun geot~

Mannago soneul japgo neukkimyeo hamkke ulgo utgo ([D.O] Yeah~Yeah)
Darmagago seoro yeongyeoldwae
[BaekHyun] Dorikigo sipdamyeon~

Urin deo isang nuneul maju haji anheulkka
Sotonghaji anheulkka
Saranghaji anheulkka
Apeun hyeonsire dasi nunmuri heulleo
Bakkul su itdago bakkumyeon doendago malhaeyo MAMA, MAMA

Turnback

[Kai] Jukgo, jugigo
Ssaugo oechigo
Igeon jeonjaengi aniya
Dowajwoyo MA-MA-MA-MA, MA-MA-MA-MA Turn back
Kkaedatge MA-MA-MA-MA, MA-MA-MA-MA Rolling back
[Kai] Bakgo chigo pyeoneul nanugo ssaugo
Igeon geimdo aniya
Dowajwoyo MA-MA-MA-MA, MA-MA-MA-MA Turn back
[D.O] Yeah~

Careless
Careless ([Kai] MAMA)
Shoot anonymous
Anonymous ([Kai] MAMA)
Heartless
Mindless ([Kai] MAMA)
No one who care about me ([Kai] MAMA)

[SuHo] Sarme heorakdoen chukbokbadeun naldeure gamsahago
Maeil saeroun inyeondeureul mandeulgo
[BaekHyun] Kkaejyeobeorin maeume boda gippeun sarangeul
Modu hamkke useul su
Itdamyeon~


Urin deo isang nuneul maju haji anheulkka
Sotonghaji anheulkka
Saranghaji anheulkka
Apeun hyeonsire dasi nunmuri heulleo
Bakkul su itdago bakkumyeon doendago malhaeyo MAMA, MAMA

Careless
Careless
Shoot anonymous
Anonymous
Heartless
Mindless
No one who care about me


Rabu, 24 Oktober 2012

Lirik Lagu EXO-K - Two Moons 두 개의 달이 뜨는 밤 (feat. Key) With Hangeul




oneureya gieoko bojimotan miracle
siljesanghwang deo isang mutjima kkuminyago
gidaryeo aetaewo sigani gakkawo
jinachigien oneulbameun deouk akkawo

neukdaecheoreom ulbujijeo whoa~ jeonchoui feelin’
on momeneun jeonyuri heulleo~ mak jjiritjjirit

got dari tteoolla dari dari tteoolla
Ready set, oh my jeo haneuri balgawa

*oneureun dugaeui dari, dugae, dugaeui dari
oneureun dugaeui, dugaeui dal, dal, dari tteuneun bam
Two Moons, Two Moons, Two Moon Two Moon Two Moons
(EXO) tteona oneul bame
(EXO) tteona oneul bame
(EXO) Two Moons, Two Moons, Two Moon Two Moon Two Moons

tteona oneul bame, tteona oneul bame, tteona oneul bame, dasin ojianke

saehayan light machim deo balgajin
hoesaekbit sky yodongchimyeo gallajin

du gaeui sigong ajigeun don’t know
seolmyeonghal teumeun eobseo we gotta go go

seodulleo seodulleo oneulman yeollineun pyeonghaengtongno 4dimensyeoneuro
saeroun nae sesang eoje mannan naega anilgeoya geotbogiron
ama ttokgata boigetjiman, geureon ppeonhan geotdeul gidaehaji ma
imi 1 deohagi 1 dabeun jeoldaero 2 Nah~ Welcome to the night

That’s right!

Selected VIP wouldn’t it be mind-blowingly awesome
Now we’re on a rock rock rocket, just gotta keep your seatbelt fastened

oneureun dugaeui dari, dugae, dugaeui dari
oneureun dugaeui, dugaeui dal, dal, dari tteuneun bam

No you’re not gonna shoulda woulda this and coulda woulda that
cuz we’re never coming back to this trap
See those two full moons, you’re the chosen knight
go and spread good news, cuz we got no time

* Repeat

I’m good


=====


오늘에야 기어코 보지못한 miracle
실제상황 이상 묻지마 꿈이냐고
기다려 애태워 시간이 가까워
지나치기엔 오늘밤은 더욱 아까워

늑대처럼 울부짖어 whoa~ 전초의 feelin’
몸에는 전율이 흘러~ 찌릿찌릿

달이 떠올라 달이 달이 떠올라
Ready set, oh my
하늘이 밝아와

*
오늘은 두개의 달이, 두개, 두개의 달이
오늘은 두개의, 두개의 , , 달이 뜨는
Two Moons, Two Moons, Two Moon Two Moon Two Moons
(EXO)
떠나 오늘 밤에
(EXO)
떠나 오늘 밤에
(EXO) Two Moons, Two Moons, Two Moon Two Moon Two Moons

떠나 오늘 밤에, 떠나 오늘 밤에, 떠나 오늘 밤에, 다신 오지않게

새하얀 light 마침 밝아진
회색빛 sky 요동치며 갈라진

개의 시공 아직은 don’t know
설명할 틈은 없어 we gotta go go

서둘러 서둘러 오늘만 열리는 평행통로 4디멘션으로
새로운 세상 어제 만난 내가 아닐거야 겉보기론
아마 똑같아 보이겠지만, 그런 뻔한 것들 기대하지
이미 1 더하기 1 답은 절대로 2 Nah~ Welcome to the night

That’s right!

Selected VIP wouldn’t it be mind-blowingly awesome
Now we’re on a rock rock rocket, just gotta keep your seatbelt fastened

오늘은 두개의 달이, 두개, 두개의 달이
오늘은 두개의, 두개의 , , 달이 뜨는

No you’re not gonna shoulda woulda this and coulda woulda that
cuz we’re never coming back to this trap
See those two full moons, you’re the chosen knight
go and spread good news, cuz we got no time

* Repeat

I’m good



Sabtu, 20 Oktober 2012

Lirik Lagu Super Junior "Daydream" Romanization, English, Indonesia


ROMANIZATION
Gwireul makgo geudaereul deureobonda Du nuneul gamgo geudaereul geuryeobonda
Geudaen heulleoganneunde geudaen jinaganneunde
Imi japhil su jochado eomneun gieok sogeseo
Nan meomunda (meomunda) nan meomunda (meomunda)
Saranghaetdeon gieokdeuri nareul gajigo nonda
Dasi han beon one more time
Ireoke kkeutnandani mideul suga eomneun geollyo
Gojak i jeongdoro geu su manhatdeon yaksokdeureun eotteoke eotteoke
Sumeul chamgo geudaereul deurikinda
Jumeogeul jwigo geudael sseudadeumneunda
Geudaen heulleoganneunde geudaen jinaganneunde
Ijen gajil su jochado eomneun chueok sogeseo
*nan meomunda (meomunda) nan meomunda (meomunda)
Saranghaetdeon gieokdeuri nareul gajigo nonda
Dasi han beon one more time
Ireoke kkeutnandani mideul suga eomneun geollyo
Gojak i jeongdoro geu su manhatdeon yaksokdeureun eotteoke eotteoke
(Rap) Apado dachyeodo nan neo isseoya sal su isseo
Neo eomneun sarmeun naegen jugeumgwado gata
Apeurodo dwirodo gal su eomneunde naneun eotteoke eotteoke
Meomunda
Jeomunda (niga tteonan geu nalbuteo nan)
Nan jeomunda (nareul beorin geu nalbuteo nan) Niga tteonan geu nalbuteo jogeumssik churakhanda
Dasi han beon one more time
Ireoke kkeutnandani mideul suga eomneungeollyo
Gojak i jeongdoro geu su manhatdeon yaksokdeureun eotteoke eotteoke
ENGLISH
Covering my ears to listen to you
Shutting my eyes to imagine you
You have slowly become blurred, you have slowly left me
In the unstoppable memories
I stay (stay) I stay (stay)
The memories of having once loved,
control me so easily
Once again, One more time
How can it end like this I cannot believe
Those countless promises, what to do, what to do
Not breathing to feel you
Clutching both fists together to touch you
You have slowly become blurred, you have slowly left me
In the unstoppable memories
I stay (stay) I stay (stay)
The memories of having once loved, control me so easily
Once again, One more time
How can it end like this, I cannot believe
Those countless promises, what to do, what to do
No fear of pain, no fear of hurt, only with you here I will be able to live
Without you I am just as if I have lost a life
Unable to move forward, unable to move backward What do I do, what do I do
Stay
Dark and lightless (since the day you
left)
I can’t go on (since the day you
dumped me)
Since the day you left me
I have died a little
Once again, One more time
How can it end like this, I cannot believe
Those countless promises, what to do,
what to do
INDONESIAN
Ku tutup telingaku agar bisa mendengar suaramu
Ku tutup mataku agar bisa membayangkan wajahmu
Perlahan-lahan bayanganmu menjadi kabur, dan meninggalkanku
Dalam kenangan yang tak terbendung..
Aku bertahan.. (bertahan) Aku bertahan.. (bertahan)
Kenangan indah ini telah mempermainkanku
Sekali lagi, sekali lagi
Aku tak percaya kisah kita berakhir seperti ini
Begitu banyak janji yang telah dibuat, apa yang harus ku lakukan.. Apa yang harus ku lakukan..
Aku berhenti bernafas agar bisa merasakan kehadiranmu
Menggenggam kedua tanganku agar bisa menyentuhmu
Perlahan-lahan bayanganmu menjadi kabur, dan meninggalkanku
Dalam kenangan yang tak terbendung..
Aku bertahan.. (bertahan) Aku bertahan.. (bertahan)
Kenangan indah ini telah mempermainkanku
Sekali lagi, sekali lagi
Aku tak percaya kisah kita berakhir seperti ini
Begitu banyak janji yang telah dibuat, apa yang harus ku lakukan.. Apa yang harus ku lakukan..
Meskipun harus merasa sakit, meskipun harus terluka, kehadiranmu membuatku tetap hidup
Tanpamu aku seperti mati
Tak mampu bergerak maju ataupun mundur
Apa yang harus ku lakukan.. Apa yang harus ku lakukan..
Aku bertahan
Semuanya menjadi redup dan gelap (semenjak kau meninggalkanku)
Aku tak bisa melanjutkan hidupku (semenjak kau menjauh dariku)
Semenjak kepergianmu, aku mulai merasa tak hidup lagi
Sekali lagi, sekali lagi
Aku tak percaya kisah kita berakhir seperti ini
Begitu banyak janji yang telah dibuat, apa yang harus ku lakukan.. Apa yang harus ku lakukan..

Minggu, 14 Oktober 2012

[Cerita Bersambung] Kisah Venisia: Kamu Aktor, lalu, Aku?

Jika aku penulis dalam setiap alur kisah hidupku, haruskah aku memilihmu untuk menjadi tokoh utamanya? Jika iya, akankah aku memilih akhir bahagia dalam akhir ceritanya? Atau.. aku harus menyimpulkan akhir yang tragis namun selamanya dikenang... entahlah, ini sulit, perasaan ini sulit, rumit.
^^^

[Cerita Bersambung] Kisah Venisia: Kamu Aktor, lalu, Aku?
           
                   Venisia terduduk membisu di sudut kelas. Terbalut dalam gelap sisi dirinya. Ia nyaris sengsara. Kenyataan bahwa sesuatu telah berangsur berubah darinya, membuat Venisia dilema. Ia masih belum terlalu kuat untuk menyimpulkan hal itu. Ia masih belum memiliki keberanian yang cukup untuk melihat hal yang berubah. Venisia hanya takut. Ya, takut.
                  Waktu kian melaju. Begitu pula perasaannya yang tak pernah berhenti di satu titik. Venisia mulai bisa meraba mengenai hal yang ia rasa, mengenai deburan dalam hatinya yang tak pernah hampa. Ini kali pertamanya ia merasakan, Cinta. Dan.. ini kali pertamanya menangisi sesuatu yang tak seharusnya tak ia tangisi. 
                   Beberapa gambaran kejadian yang sempat terjadi kembali berputar dalam benaknya. Melayang,  menari, menggerogoti akal sehatnya. Semua pesan manis dari Varis. Hal itu membuat Venisia seakan terbang ke langit berbintang yang tak bertepi. Dan saat ini, ia belum tahu bagaimana caranya turun kembali.
                   Venisia ingat, ketika kali pertama, suara serak itu terdengar indah di gendang telinganya. Untuk kali pertama, Venisia bisa mendangar suara tawa pujaannya. Pangerannya.
                    Jika Varis pangeran dalam sebuah dongeng yang aku buat, lantas siapakah diriku? Nenek sihir yang merenggut kebahagiaannya? Atau mungkin putri tidur yang baru bangun ketika sang pangeran berkata cinta padanya?
                    Venisia menghela napas dalam dan berat. Ia mampu merasakan betapa berdebarnya hatinya kala itu. Ketika pangeran berkulit putih bak vampir itu menghubunginya. Venisia bisa membayangkan, untaian senyum yang terpeta ketika ia saling bicara.
^^^
                      Seseorang melangkah menuju kelas, tatkala tanpa Venisia sadari, air matanya mulai berderai. Lampu pun menyala. Sontak seisi kelas kembali jelas terlihat. Seseorang yang menyalakan lampu berkata, "Wah, ternyata ada penghuninya?"
                        Venisia buru-buru menghapus rinai air matanya yang ternyata mulai mengering. "Ven, kamu kelilipan? Mata kamu merah?" tanya orang tersebut.
                       "Ah, masa sih, Kay? Aku ngantuk mungkin, kamu kan tahu kalau aku insom."
                       "Kamu habis nangis kan?"
                       "Ngaco! Veni nggak pernah nangis."
                       "Mata kamu baru aja bicara ke aku."
                       Veni terdiam beberapa saat. 
                       "Soal Varis lagi?"
               Tak ada kata yang mampu keluar dari bibir Veni. Semua serasa tersendat dalam kerongkongannya dan berebut ingin keluar. Namun, yang ada napasnya kian memburu. Dan dengan reflek, gadis itu menghambur ke pelukan Kayla, sahabatnya.
^^^
         Dua bulan ini, Veni selalu menumpahkan keluh kesahnya pada Kayla. Semuanya. Mengenai perasaanya dan isi pesan Varis pada Venisia. Kayla dengan besar hati menampung semuanya. Entah mengapa, Kayla sering larut dalam kisah antara Varis dan Veni yang baginya sangat mengharukan. Ia memehami Venisia lebih dari Venisia memahami dirinya sendiri.
                 Ini kali pertama Venisia jatuh cinta dengan derai air mata. Varis sosok yang berbeda dan berhasil merebut hati Venisia yang tak terduga. Namun, kenyataan tak sejalan dengan harapan. Venisa mungkin pernah berharap lebih terhadap Varis, mengingat semua hal yang pernah ia lakukan dan korbankan demi Venisia.
                Satu cerita, ketika Varis dan Veni tengah asik berkirim pesan, mendadak Varis hilang. Venisia diam saja, ia pikir Varis sedang sibuk atau tertidur, karena mereka biasa berkirim pesan ketika jarum jam melebihi angka 9 malam.
                    Handphone Veni tiba-tiba menerima sebuah pesan dari nomor tak dikenal.
                    From: 0821XXXXXXX
                    Maaf baru bales, ndul. Ini nomernya Ibukku, sementara smsan pakai ini dulu, ya :)

                    Satu hal yang terlintas di pikiran Veni. Apa perlu kamu balas sms dari orang sepertiku? Orang yang bahkan tak pernah bertatap wajah denganmu, bertegur sapa padamu. Dan, Bahkan, ketika kamu melakukan usaha yang tak terduga, aku selalu sangsi akan perasaan ini...

^^^



By:


               

Senin, 01 Oktober 2012

[Cerita Bersambung[ Kisah Venisia: Perfect?

          Venisia melangkah lebar menuju kelasnya. Pagi ini, kelas nyaris seperti kuburan. Tak ada tanda kehidupan di dalamnya. Veni, dengan langkah santai duduk dan melemparkan tasnya. Sesegera mungkin ia keluar untuk menanti Kayla. Namun, nampaknya, ia tak benar-benar bertujuan menyambut Kayla di depan gerbang sekolah, melainkan menanti pangerannya yang hari ini memiliki jadwal bimbingan belajar pukul enam. Karena, sejatinya, Veni nyaris tak pernah menginjakkan kaki di sekolah, sebelum pukul tujuh.
Veni berjalan seorang diri dengan mata terus menilik sosok tampan bertubuh jangkung itu muncul. Beberapa kali ia melirik jamnya. Waktu seakan terhenti di mata Veni. Dimana Varis?

Kisah Venisia: Perfect?

                Venisia mulai letih dan memilih untuk kembali ke kelas. Ia tak menemukan Varis, atau bahkan Kayla. Yang ia temui hanya Pak Thomas dengan kumis emasnya, yang selalu menyilaukan mata.
                “Udah bangun pagi-pagi, nggak tahunya Varis nggak ada.” Veni melangkah lunglai menuju kelas, wajahnya suram, muram, dan kelam. Aura mengerikan terpancar darinya.
                Veni melirik jamnya sekilas. “Jam setengah tujuh? Harusnya Varis udah dateng, apa dia nggak masuk? Atau malah dia datang pagi tadi, sebelum aku sampai?!”
                Baru saja Veni akan membalikkan arah jalannya, Varis dan seorang temannya muncul dengan kalapnya. Mereka berdua berlarian tak keruan, senggol sana, tabrak sini. Hingga Varis pun tak sengaja menyenggol bahu Veni yang masih tertegun.
                “Eh? Sory, Dek!” celetuk Varis seraya terus melaju. Lelaki itu menolehkan kepalanya ke arah Veni dan berteriak begitu saja. Namun, Veni terlalu tak menyangka untuk bisa angkat bicara dan berkata “Nggak apa-apa.”
                “Yang barusan lewat tadi... Malaikat?”
^^^
                “Ven, temenin aku ke kamar mandi ya?”
                Kayla menyenggol siku Veni diam-diam. Ia berbisik takut ke arah Venisia yang sedari tadi tersenyum tanpa sebab yang pasti.
                “Eh? Sekarang?”
                “Hu’um. Aku kebelet, ini udah diujung tanduk.”
                “Harus?”
                “Sialan! Ayo buruan!”
                “Hehe,”
                Veni dan Kayla bersama menuju kamar mandi meski dipertengahan pelajaran Bahasa Inggris. Sementara Kayla berada di dalam kamar mandi, Veni asik merapikan diri di depan cermin persegi yang tergantung di atas wastafel.
                “Kay! Masih lama?” teriak Veni ketika kesabarannya berangsur hilang.
                “Iya, sabar kenapa!” balas Kayla.
                Veni terdiam sesaat. Bingung dengan apa yang bisa ia lakukan untuk menghilangkan penat. Beberapa menit terlewat. Veni pun bersandar di tembok untuk sekadar meluruskan punggung. Namun, ketika matanya mengalih ke beberapa torehan kalimat, tubuhnya menegap dan sesegera mungkin membacanya.
                “VARIS <3 DEA?!” Veni membaca tulisan itu dengan lisan yang keras.
                “Apa-apaan ini?”
                “Varis 9.7 Kece!” Veni menghela napas dalam. “Siapa cewek kurang kerjaan yang tulis ini?” katanya datar.
                “Eh? Veni ngapain?”
                Kayla menatap sahabatnya dengan pandangan penuh selidik begitu keluar dari kamar mandi. “Udah, Kay? Nggak kurang lama?” tanya Veni mengalihkan topik.
                “Mau yang lebih lama, hah? Kamu ngapain ngeliat tembok sampek segitunya?”
                “Lagi lihat peninggalan sejarah.”
                “Hah?” Kayla mengerutkan kening. Sama sekali tak mengerti maksud sahabatnya. Tak lama ia pun mendekat dan sama terbelalaknya ketika melihat tembok didominasi kalimat berisi nama VARIS.
                “Ternyata Kak Varis seterkenal itu ya?” terang Kayla dengan polosnya.
                “Elu kemana aja, Kay? Dari dulu kali. Walau pun bukan OSIS, dia udah jadi bintang!”
                “Oh, tapi aku tetep nggak suka sama sifatnya. Varis itu Cuma menang tampang, tapi otaknya kosong. Yah, jangan lupa juga sifat playboynya!” antusiasme Kayla selalu meningkat ketika membicarakan keburukan Varis. “Ayo, buruan! Bu Bahasa Inggris bisa jadi liar kalau kita nggak balik-balik!”
                Kayla pun berlalu meninggalkan Veni yang masih mematung. Sebelum Veni menyusul Kayla, ia menyempatkan diri melirik ke beberapa deret kalimat yang melekat bersama beberapa kata kurang sopan di tembok. “VARIS, I LOVE U.” Veni pun berlalu setelah mengambil napas panjang dan dalam.
                Apa Varis seistimewa itu?
^^^
                “Mirna agresif banget sih kalau lagi ngegosip? Apalagi waktu ngegosip tentang Kak Varis. Mimpi Mirna nggak ketinggian apa bisa pacaran sama Kak Varis?” celetuk Anita.
                Kayla dan Veni yang berada di sampingnya hanya mengangguk pasrah.
                “Oke, Mirna emang putih dan lumayan tinggi, tapi itu aja kayaknya nggak cukup,” imbuh Anita seraya melipat tangan.
                Veni yang tengah berusaha melumat bakso ukuran medium seakan tak mampu bernapas. Sedang, Kayla yang tengah menuang sebotol kecap, nyaris menuangkan seluruh isinya dan membuat kuah baksonya menjadi hitam legam.
                “Aku bener nggak? Kak Varis nggak mungkin kan suka sama adik kelas macam Mirna?”
                Veni dan Kayla bersamaan menelan ludah, bingung harus menjawab apa. Namun, pada akhirnya mereka sama-sama menggelengkan kepala.
                “Oke, hari ini, tugas kelompok kita biar aku aja yang kerjain. Kalian berdua makan sampek puas, ya. Aku mau cari tahu soal Kak Varis. Daaa!” Anita bangkit dari duduknya dengan pancaran wajah sedikit resah. “Kay, itu kuah bakso atau kuah empek-empek? Item banget?” sela Anita sebelum akhirnya hilang di telan kerumunan orang.
                Kayla dan Veni saling berpandangan. Beberapa detik kemudian tawa mereka meledak.
^^^
                “Kay, menurut kamu, Varis punya aura apa sih? Kenapa dia sampek di puja sama semua cewek di sekolah?”
                “Mungkin karena alisnya yang tebel dan rambutnya yang kemerahan karena di semir. Jadinya kelihatan nongol banget waktu upacara.”
                “Nggak logis, Kay.”
                “Pertanyaan kamu juga nggak logis. Kalau kamu cewek tulen pasti tahu jawabannya apa?”
                “Iya juga sih. Jawabannya Cuma satu, karena dia ganteng.”
                “Nah, itu tahu.”
                “Cowok ganteng pasti sama cewek cantik.”
                “Nggak selalu. Cantik itu variatif. Cowok kayak Kak Varis itu susah ditebaknya. Mungkin seleranya sama yang item manis. Atau malah yang tembem dan imut. Siapa tahu?”
                “Tapi normalnya, dia pasti suka cewek cantik yang tinggi dan putih.”
                “Iya, tapi cinta itu nggak normal, Veni. Nggak tahu siapa dan gimana orang yang kamu suka, yang pasti perasaan itu nyata dan nggak bisa dengan mudah dirubah.”
                “Iya sih, Kay. Tapi..,”
                “Kenapa sih kamu? Veni jadi aneh, deh. Ada masalah, Ven?”
                “Enghh, nggak Kay. Masa sih aku aneh, perasaan biasa aja. Oiya, nanti sebelum pulang, kita mampir ke sewa DVD dulu ya?” Veni berusaha mengelak. Lantas, ia memutar topik.
                “Kenapa? Mau ketemu Mas-mas penjaganya? Ngaku!”
                “Nggak lah! Enak aja!”
                “Terus, ngapain?”
                “Aku mau pinjem DVD film Twilight. Lama udah nggak nonton itu.”
                “Oh, setahuku kamu nggak suka film itu?”
                “Mungkin dulu iya, tapi.. nggak tahu kenapa, sekarang aku suka.”
                Kayla mengangguk setuju. Namun, Veni masih sedikit ragu. Dalam siratan wajahnya, tergambar jelas, ada sesuatu yang mengganjal hatinya. Tapi apa?

                Awalnya aku membenci film berbau vampir, karena bagiku, mereka menyeramkan, dingin, dan berbahaya. Namun, kurasa, perlahan aku menyukainya, karena nampaknya, alasan aku menyukai itu, karena aku menyukaimu..
^^^




~to be continued~

 

Template by Best Web Hosting