Jumat, 27 Juni 2014

Mengemas Benci

        Aku masih sibuk mengemasi benci yang menumpuk didadaku tentang kamu. Berusaha menyimpan benci ini bersama harapan semu yang aku tanam dulu. Aku hanya ingin membangun kembali sekat yang sudah kita buat. Mengokohkannya sehingga kita tak pernah lagi bisa saling sapa. Saling tatap mata.
        Masih segar diingatanku, ketika tiap kali ekor mataku mengikutimu. Dan kini, aku paham akan sesuatu yang disebut 'Pergi.' Bukan kamu yang memilih pergi, tapi aku. Perasaanku.
        Aku tidak ingin mengatakan tentang keberadaan 'Kamu' yang baru. Namun, malam ini, aku hanya ingin bersumpah pada sang angin bahwa aku tak akan pernah menghela udara hanya untuk sekadar merindukan kamu.
        Dan meski samar-samar kudengar deru petikan gitarmu, tak ada lagi perasaan yang merekah seperti dulu. Hanya mengingatmu, mengingat kenangan singkat tentang kamu. Singkat. Ya, sesingkat tatapanku dan tatapanmu yang selalu beradu.

       
 

Template by Best Web Hosting