Kamis, 30 April 2015

Repost: Alas Kaki (Minggu, 23 Februari 2014)


       Aku memutar sebuah lagu lama yang kukenal dari teman sekelasku. Alunan gitar menyapa senyap udara. Begitu dalam dan tenang. Sebuah lagu dari maestro Indonesia. 'Iwan Fals'
       Aku merinding menyimak suara berat sekaligus hangat. Seperti disetrum listrik, tubuhku seketika tak berkutik.

       Andai kau ijinkan..
       Walau sekejap memandang 
       Kubuktikan kepadamu 
       Aku meiliki rasa

       Aku memejamkan mata. Meresapi tiap makna yang melayang di otakku dengan seksama. 

       Cinta yang kupendam 
       Tak sempat aku nyatakan
       Karena kau telah memilih 
       Menutup pintu hatimu
        
       Senyap.

       Aku menghentikan alunan lagu tanpa kusadari. Sadar diri bahwa aku tak cukup kuat untuk menelan pahit sedini ini.
       Hari ini adalah malam tahun baru. Malam di mana tahun akan bertambah satu angka. Tapi, apa yang akan berubah dariku?
      
       Aku ingat ketika umurku masih belia. Dengan harapan buta, aku mengharapkan mimpi kosong terjadi. Dan kini aku tahu diri, mimpi itu akan selamanya kosong jika aku tak pernah berusaha mengisinya, mencoba merealisasikannya.
       Waktu sudah beranjak jauh. Tapi aku baru melangkah sejengkal saja.
       Saat ini aku berjalan tanpa alas kaki, berjalan dengan luka yang tercipta dari kerikil kecil dan serpihan kaca. Itulah yang membuatku tak pernah bisa melangkah lebih jauh. Namun tidak dengan hari berikutnya. Aku akan berjalan dengan alas kaki bernama 'Mimpi'. Berjalan lebih cepat dan tepat.
       Maka aku kembali bertanya, apa yang akan berubah dariku di tahun 2014 ini? Jawabannya ialah, perasaanku. Perasaan yang rapuh.
-2013
Midnight-

0 komentar:

Posting Komentar

 

Template by Best Web Hosting